Jumat, 04 Oktober 2013

Mengapa Belajar Tahsin?

The first question is - Apa itu tahsin? 

Menurut bahasa, tahsin berasal dari kata "hassana-yuhassinu-tahsiin", bermakna membaguskan. Kata ini semakna dengan istilah yang sudah populer di tengah masyarakat yaitu "tajwid", yang berasal dari kata "jawwada-yujawwidu-tajwiid". Maknanya sama dengan tahsin yaitu membaguskan atau memperbaiki yakni membaguskan atau memperbaiki bacaan Al-Quran agar terbebas dari kesalahan (lahn) dalam membaca yang dapat menjerumuskan pada perbuatan haram atau makruh yang tidak diperbolehkan. 
Sedangkan para ulama mendefinisikan tahsin :
"Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya beserta memberikan hak dan mustahaknya".
  
Hak huruf adalah sifat asli yang senantiasa menyertai huruf seperti sifat hams (keluarnya nafas saat mengucapkan huruf-huruf tertentu seperti pada huruf fa, sya, sa, ta) dan sebaliknya yaitu jahr.
Mustahaq huruf adalah sifat yang sewaktu-waktu menyertai huruf tertentu seperti sifat tafkhim (suara tebal) atau tarqiq (suara tipis) pada huruf ra' atau sifat idzhar, iqlab, ikhfa' pada nun sukun atau tanwin dan sebagainya.

The next question is - Mengapa kamu belajar tahsin?
Untuk menjawabnya, mari kita simak Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah : 121 

"Orang-orang yang telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya..."

Yeah, that the answer - Belajar semata-mata karena keimanan kepada Allah Subhanu Wata'ala dan Kepada Kitab Allah Subhanu Wata'ala. Masih ingat kan rukun iman yang ke-3?

Terdapat faedah yang besar dalam mempelajari tahsin tilawah diantaranya sebagai berikut :
1. Refleksi keimanan seorang muslim terhadap Al-Quran
2. Mengikuti jejak Rasulullah Shallahu 'Alaihi Wasallam yang telah mengajarkan Al-Quran
3. Mencapai kualitas yang terbaik dalam membaca Al-Quran
4. Terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam membaca Al-Quran
5. Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat dengan Al-Quran

Mari kita simak kembali Firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam Surat Al-Muzzammil : 4
"Dan bacalah Al-Quran dengan tartil".

Melalui ayat di atas, Allah Subhanahu Wata'ala memerintahkan orang yang beriman untuk membaca Al-Quran dengan tartil. Menyoroti makna tartil, Imam Al-Baidhawi mengatakan "baguskan bacaan Al-Quran dengan sebagus-bagusnya". Sementara yang lainnya mengatakan, membaca dengan tartil berarti membacanya dengan perlahan-lahan penuh dengan ketenangan dan perenungan, melatih lisan dalam pengucapan lafazh-lafazh serta mengulang-ulangnya, membacanya dengan konsisten dan berkesinambungan dengan memperhatikan kaidah seperti menipiskan yang tarqiq dan menebalkan yang tafkhim, memendekkan dan memanjangkan huruf yang seharusnya (Nihayatul Qaulil Mufid hal. 7).

And, the next question is - Tertarik belajar tahsin? 
Al-Quran adalah penyejuk kalbu. Akan semakin syahdu dan nikmat membacanya ketika kita senantiasa terus memperbaiki bacaan kita dan akan semakin indah ketika kita paham akan makna dari ayat-ayat Allah yang kita baca. Ayo, ikut tahsin biar tambah kece... :)

Just Share
Mawar Pelangi
AsQo's Room - 18.40 WIB

Rabu, 02 Oktober 2013

Debat or Usqut Laa Tatakallam

Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah. Namun, yang menjadi permasalahan kadang perbedaan pendapat itu sendiri melahirkan perdebatan yang pada akhirnya kadang hanya menimbulkan pembenaran pendapat masing-masing debator. Diskusi dan bertukar pikiran memang diperlukan untuk mencari solusi dan  penyelesaian dari sebuah permasalahan, tapi ada attitude yang harus di perhatikan, jangan sampai pada prosesnya justru menimbulkan permusuhan dan perpecahan. Jangan sampai terjadi kesibukan dalam pembenaran sendiri, emosi dan pada akhirnya lebih banyak menjatuhkan daripada mencari solusi.

Jika sudah seperti itu keadaannya, maka diam dan berkemas menghindari perdebatan adalah sebuah jalan terbaik. Sungguh sulit untuk mengendalikan kata-kata, apalagi ketika sedang marah. Oleh karena itu, usqut  laa tatakallam is better .

Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaknya. (HR Abu Daud).

Sampaikanlah sesuatu itu, jika memang perlu untuk disampaikan dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat. Tinggalkan kata-kata yang tidak pantas dalam melakukan sebuah pembenaran. Namun, jika ternyata yang terjadi adalah debat kusir karena ketidak-menerimaan pihak lain, maka diam adalah lebih baik. Tahan amarah itu, tahan rasa ingin membenarkan itu - karena boleh jadi yang timbul ke permukaan justru sebuah perpecahan. Nurani pada akhirnya membenarkan, bahwa penyesalan itu datang ketika banyak berkata-kata - finally, menunjukkan betapa terlihat bodohnya kita.


Diam (tidak bicara) adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya. (HR. Ibnu Hibban).

Amphi Theatre Gd. 3 Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran
10.12 Waktu Indonesia Barat 

Selasa, 01 Oktober 2013

Hei, Hidup itu Gak Datar

Jadi teringat dengan sebuah kata yang dipopulerkan iklan produk makanan ringan "life is never flat". Ya, itulah hidup -tidak datar. Penuh lika liku dan skenario yang kadang baru kita sadari makna di balik itu semua ketika sang waktu telah muncul memberi kabar dan jawaban. Ketika apa yang telah kita rencanakan tidak terwujud, lalu kecewa menghampiri, dan semangat kadang meluntur. Namun, ternyata jangan berkecil hati karena ternyata semuanya telah diatur dengan indah oleh Sang Kholik. Peluk erat kesabaran itu, maka suatu waktu kau akan begitu sangat bersyukur betapa indahnya skenario yang telah Tuhan rancang.

Tugas kita hanyalah menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Dekati terus Tuhan, maka kau akan damai dan tenang bersamanya...''Fii Kulli Lamhatin Wanafasin".... Jangan khawatir, hidup tidak akan pernah tertukar. Semua kebaikan yang kita perbuat, akan kembali memantul kepada kita. Begitupun dengan keburukan yang diperbuat. Itu keadilan Tuhan. Jika kau ingin hidupmu baik, teruslah berbuat baik. Banyak belajar tentang kehidupan, akan semakin membuka mata kita akan sebuah ritme dan kebiasaan hidup yang pada akhirnya mengembalikan kita pada kesadaran akan keagungan dan kebesaran-Nya.

Nikmati peranmu saat ini. Engkau yang sedang bersusah payah menuntut ilmu, teruslah belajar dengan baik dan penuh tanggung jawab. Engkau yang sedang bingung mencari judul skripsi atau tesis, jangan patah arang, terus membaca, diskusi dengan dosen, dan yang terpenting banyak-banyaklah mencari masalah yang pantas dan sanggup kau teliti - jadilah sebuah karya. Juga engkau yang sedang berjuang melawan sakit, teruslah semangat untuk sembuh - jangan lupa minum obat. Engkau yang sedang menjalani peran sebagai seorang ibu, mari ajarkan anak-anak untuk santun dan menghargai hidup. Atau mungkin engkau yang sedang patah hatinya, jangan sedih dan tetaplah tersenyum. Bukankah anak muda itu konon katanya harus mengalami beberapa kali patah hati sebelum menemukan pasangan sejatinya? *lol

Bersyukurlah bagi engkau yang hidupnya tidak selalu datar. Kau akan menjadi hebat, lebih banyak belajar dan berjuang. Biar hidupmu lebih terasa ^_^v.


Gd. 3 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
di Sela menunggu dosen :)

Sumber gambar : www.jomantara.com