Sabtu, 23 April 2016

Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Hallo.... !!

Lama juga gak ngisi blog. Kebetulan ada tema yang akhir-akhir ini menarik saya.
Ini berawal dari Tes Psikometrik MMPI -2 dalam rangka memenuhi persyaratan administrasi pekerjaan, dimana di dalamnya ada beberapa pertanyaan pernyataan yang membuat saya jadi 'curious' (Wah, jangan-jangan...................... Taraaaa, hasilnya normal kok :D)

Dokumentasi Pribadi
Cuma... banyak sih yang membikin saya bertanya-tanya, mulai dari mengapa jumlah soal sebanyak 567, pertanyaan pernyataan yang membuat saya ingin tahu apa yah hubungannya sama kejiwaan?

Setelah searching and searching, berhubung saya bukan psikolog, khawatirnya keliru dan sok tahu... jadilah pengen nge-share artikel ini (copas dari berbagai sumber)


Obsesive Compulsive Disorder (OCD), merupakan sejenis gangguan kecemasan, yaitu penyakit yang berpotensi mengganggu serta memerangkap orang dalam siklus pikiran dan perilaku yang berulang. Kelainan ini ditandai dengan pikiran dan ketakutan tidak masuk akal (obsesi) yang dapat menyebabkan perilaku repetitif (kompulsi). Misalnya, orang yang merasa harus memeriksa pintu dan jendela lebih dari tiga kali sebelum meninggalkan rumahnya.
Orang dengan OCD ini terganggu oleh stres, ketakutan atau bayangan yang berulang (obsesi) yang tidak dapat mereka kendalikan. Kecemasan/kegelisahan yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran tersebut mengarahkan mereka pada kebutuhan mendesak untuk melakukan ritual atau rutinitas tertentu (compulsion). Ritual kompulsif ini dilakukan dalam upaya untuk mencegah pikiran obsesif atau membuat pikiran tersebut hilang.
Meskipun ritual ini dapat mengurangi kecemasan untuk sementara, namun orang tersebut harus melakukan ritualnya lagi ketika pikiran obsesif datang kembali. Siklus OCD dapat menyita waktu yang sangat banyak dan secara signifikan mengganggu aktivitas normal. Penderita OCD mungkin menyadari bahwa pikiran tersebut adalah obsesi dan dorongan yang tidak masuk akal atau tidak realistis, tetapi mereka tidak mampu menghentikannya.

Apa Saja Gejala Obsessive Compulsive Disorder?
Gejala-gejala Obsessive Compulsive Disorder dapat bervariasi. Gejala obsesi yang umumnya ditemukan adalah:
  • Takut kotor atau terkontaminasi oleh kuman.
  • Takut mencelakai orang lain.
  • Takut membuat kesalahan.
  • Takut malu atau berperilaku sosial yang tidak dapat diterima masyarakat.
  • Takut berpikir jahat atau berdosa.
  • Perlu kerapian, seimbang atau ketepatan.
  • Keraguan yang berlebihan dan kebutuhan untuk selalu dipercayai.
Sedangkan gejala kompulsi meliputi:
  • Berulang kali mandi, siram atau mencuci tangan.
  • Menolak untuk berjabat tangan atau menyentuh pegangan pintu.
  • Berulang kali memeriksa hal-hal yang sama, seperti kunci atau kompor.
  • Terus berhitung, baik di dalam pikiran atau diucapkan dengan keras sambil melakukan tugas-tugas rutin.
  • Mengatur barang-barang dengan cara tertentu secara terus-menerus.
  • Mengkonsumsi makanan dalam urutan tertentu.
  • Terjebak pada kata-kata, gambar atau pikiran, yang biasanya mengganggu, sehingga dapat mengganggu waktu tidur.
  • Mengulangi kata-kata, kalimat atau doa tertentu.
  • Melakukan tugas yang sama berkali – kali.
  • Mengumpulkan atau menimbun barang tanpa nilai yang jelas/berarti.
Apa Penyebab Obsessive Compulsive Disorder?
Penyebab pasti dari OCD belum sepenuhnya dipahami, namun penelitian telah menunjukkan bahwa kombinasi faktor biologis dan lingkungan ikut terlibat.
  1. Faktor biologis: otak adalah struktur yang sangat kompleks. Otak berisi miliaran sel saraf yang disebut neuron dan harus berkomunikasi serta bekerja sama agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Neuron berkomunikasi melalui sinyal listrik. Mediator khusus, yang disebut dengan neurotransmiter, membantu memindahkan pesan-pesan listrik dari neuron ke neuron. Penelitian telah menemukan hubungan antara rendahnya kadar neurotransmitter, yang disebut serotonin, dengan terjadinya OCD. Selain itu, ada bukti bahwa ketidakseimbangan serotonin dapat diturunkan dari orang tua kepada anak-anak. Hal ini berarti OCD dapat diwariskan. Daerah-daerah tertentu di otak dapat juga terpengaruh oleh ketidakseimbangan serotonin, yang memicu timbulnya OCD. Masalah ini tampaknya melibatkan jalur otak yang menghubungkan daerah otak yang berfungsi sebagai penilaian dan perencanaan, dengan daerah otak yang menerima pesan untuk gerakan tubuh. Studi juga telah menemukan hubungan antara infeksi oleh bakteri Streptococcus dengan OCD. Infeksi ini, jika berulang dan tidak diobati, dapat menyebabkan timbulnya OCD dan gangguan lainnya pada anak-anak.
  2. Faktor Lingkungan: terdapat faktor lingkungan yang dapat memicu OCD pada orang-orang yang memiliki kecenderungan OCD. Faktor lingkungan juga dapat memperburuk gejala dan meliputi:
    • Siksaan
    • Perubahan kondisi kehidupan
    • Penyakit
    • Kematian orang yang dicintai
    • Masalah atau perubahan yang terkait dengan pekerjaan dan sekolah
    • Masalah dalam hubungan percintaan
Apakah Obsessive Compulsive Disorder Sering Terjadi?
OCD menimpa sekitar 3,3 juta orang dewasa dan sekitar 1 juta anak-anak dan remaja di Amerika Serikat. Gangguan ini biasanya pertama kali muncul di masa kanak-kanak, remaja, atau dewasa muda. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dan mempengaruhi semua orang dari semua ras dan latar belakang sosial ekonomi.

Bagaimana Obsessive Compulsive Disorder Didiagnosis?
Tidak ada tes laboratorium untuk mendiagnosis OCD. Dokter mendasarkan diagnosa pada penilaian gejala pasien termasuk berapa banyak waktu seseorang dihabiskan untuk melakukan perilaku ritualnya.

Bagaimana OCD Diobati?
OCD tidak dapat sembuh, sehingga sangat penting untuk mendapatkan pengobatan. Pendekatan yang paling efektif untuk mengobati OCD ialah gabungan obat dengan terapi perilaku kognitif.
  • Terapi Perilaku Kognitif. Tujuan dari terapi perilaku kognitif adalah untuk membimbing penderita OCD dalam menghadapi ketakutan mereka dan mengurangi kecemasan tanpa melakukan perilaku ritual (disebut terapi eksposure dan terapi pencegahan respon). Terapi ini juga berfokus pada mengurangi pikiran berlebihan atau pikiran yang sering terjadi pada orang dengan OCD.
  • Terapi Obat. Antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), antidepresan seperti Paxil, Prozac, Zoloft. Jenis obat yang lama, misal antidepresan trisiklik seperti Anafranil, juga dapat digunakan.
Dalam kasus OCD yang parah dan pada orang yang tidak merespon terhadap terapi obat dan perilaku, maka dapat digunakan terapi electroconvulsive (ECT) atau psychosurgery untuk mengobati gangguan tersebut. Selama ECT, elektroda dipasangkan pada kepala pasien dan serangkaian kejutan listrik dikirim ke otak, yang akan menyebabkan kejang. Kejang ini menyebabkan pelepasan neurotransmiter atau senyawa serotonin di otak.

Bagaimana Harapan Untuk Orang Dengan Obsessive Compulsive Disorder?
Kebanyakan kasus OCD berhasil diobati dengan obat-obatan, terapi perilaku kognitif, atau kombinasi keduanya. Dengan pengobatan yang disiplin, kebanyakan orang dapat sembuh dari gejala dan kembali beraktivitas normal atau mendekati normal.

Apakah Obsessive Compulsive Disorder dapat Dicegah?
OCD tidak dapat dicegah. Namun, diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mengurangi waktu yang dihabiskan seseorang karena menderita kondisi ini. 

Survey Membuktikan (Ala Jargon Kuis...)
Prevalensi sepanjang hidup gangguan obsesif-kompulsif berkisar 2,5 persen dan sedikit lebih banyak terjadi pada perempuan dibanding pada laki-laki (Karno & Golding, 1991; Karno dkk., 1988; Stein dkk., 1997). Usia onset gangguan ini tampaknya bimodal, yaitu terjadi sebelum usia sepuluh tahun atau pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa (Conceicao do Rosario-Campos dkk., 2001). Pada kasus usia dewasa, gangguan ini sering dialami setelah kejadian yang penuh stres, seperti kehamilan, melahirkan, konflik keluarga, atau kesulitan di pekerjaan (Kringlen, 1970). Gangguan obsesif-kompuksif juga menunjukkan komordibitas dengan gangguan anxietas lain, terutama dengan gangguan panik dan fobia (Austin dkk., 1990), dan dengan berbagai gangguan kepribadian (Baer dkk., 1990; Mavissikalian, Hammen, & Jones, 1990). Stern dan Cobb (1978) menemukan bahwa 78 persen dari sampel individu kompulsif memandang ritual mereka sebagai “cukup bodoh atau aneh” walaupun mereka tidak mampu menghentikannya.

Rene Descarte berkata : aku berfikir, maka aku ada !
Aku ada karena fikiranku. 


When the sun beginning to set
*Ruang Diskusi Lab. Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak 
  Fapet Unpad